[?] Ukuran Waktu

 

Tahukah anda??

Ukuran waktu tidak hanya detik, menit, jam, hari, minggu, bulan,dst. Inilah ukuran waktu yang lainya:

millisecond
ukurannya=0.001 detik

second[detik]
ukurannya=1 detik

minute[menit]
ukurannya=60 detik

hour[jam]
ukurannya=60 menit

day[hari]
ukurannya=24 jam

week[minggu]
ukurannya=7 hari

fortnight[2 minggu]
ukurannya=14 hari

lunar month
ukurannya=27.2-29.5 hari

month[bulan]
ukurannya=28-31 hari

quarter
ukurannya=3 bulan

year[tahun]
ukurannya=12 bulan

common year
ukurannya=365 hari

leap year
ukurannya=366 hari

tropical year
ukurannya=365.24219 hari

gregorian year
ukurannya=365.24225 hari

Olympiad
ukurannya=4 siklus tahun

lustrum
ukurannya=5 tahun

decade(dasawarsa)
ukurannya=10 tahun

Indiction
ukurannya=15 siklus tahun

generation(generasi)
ukurannya=17-35 tahun

jubilee (Biblical)
ukurannya=50 tahun

century(abad)
ukurannya=100 tahun

millennium
ukurannya=1000 tahun

exasecond
ukurannya=kira-kira 32 miliar tahun

Otak Anak Saat Kelas Tiga SD Berubah

Penelitian baru dari Stanford University yang diterbitkan dalam jurnal NeuroImage menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah meningkat dari siswa kelas dua ke kelas tiga. Hal ini diduga terkait dengan perubahan di otak. Para peneliti percaya bahwa perubahan otak ini merupakan hasil dari keterampilan yang diperoleh anak-anak di sekolah, walaupun studi itu tidak menunjukkan sebab dan akibat. “Dia menjawab dua pertanyaan tentang bagaimana otak meningkat dan bagaimana anak-anak memperoleh pengetahuan baru,” kata Vinod Menon, ahli saraf di Stanford University School of Medicine.

Para peneliti melihat pada 90 anak. Separuhnya baru saja menyelesaikan kelas dua dan setengah lainnya baru saja selesai kelas tiga. Mereka berusia tujuh hingga sembilan tahun. Mereka tidak masuk ke sekolah yang sama. Para peserta memiliki kecerdasan normal dan mencetak nilai antara 25 dan 98 per seratus dalam penalaran matematika. Siswa kelas tiga cenderung memiliki kemampuan penalaran matematika yang lebih baik dan sekitar satu tahun lebih tua dari anak kelas dua. Mereka menemukan bahwa otak siswa kelas tiga merespons secara berbeda daripada siswa kelas dua ketika melakukan perhitungan tertentu.

Para peneliti memberi mereka soal penambahan sederhana dan kompleks. Dalam perhitungan sederhana, salah satu angka ditambahkan dengan 1. Untuk masalah yang lebih sulit, mereka menambahkan angka antara 2 dan 9 untuk angka antara 2 dan 5. Secara umum, siswa kelas tiga lebih akurat pada soal matematika dari kelas dua, tapi masih belum 100 persen. Sementara otak murid kelas dua memperlakukan tugas-tugas ini serupa, siswa kelas tiga menunjukkan respons otak yang berbeda untuk masalah yang sederhana dan sulit. Anak-anak yang lebih tua menunjukkan keterlibatan yang lebih besar dalam sistem otak yang berhubungan dengan representasi kuantitas dan berkaitan dengan memori kerja. Otak siswa kelas tiga juga menunjukkan “cross-talk” atau transfer sinyal lebih besar di sepanjang jalur yang berhubungan dengan informasi antara dua daerah dan membantu dengan lebih efisien pemecahan masalah numerik. “Mudah-mudahan pada titik tertentu kita akan mampu menerjemahkan dan menggunakan informasi ini untuk memeriksa anak-anak dengan dyscalculia dan ketidakmampuan belajar yang terkait,” kata Menon.

Tidak ada bukti yang cukup secara spesifik, tetapi gagasannya adalah bahwa pencitraan otak bisa menginformasikan intervensi pendidikan untuk anak-anak. “Mengenal bagian-bagian otak yang terlibat dalam pengembangan keterampilan matematika anak-anak dapat membawa pada tutor atau paradigma kognitif lain untuk anak-anak dengan ketidakmampuan belajar,” kata Menon. Langkah selanjutnya adalah mengikuti masing-masing anak selama masa sekolah untuk melihat bagaimana otak mereka merespons tanggapan. Para peneliti juga melihat pada anak-anak dengan autisme dan cacat perkembangan lain untuk menguji respons otak mereka dalam pemecahan masalah.

Permainan Kentang

Seorang Ibu Guru TK mengadakan ‘permainan’, menyuruh anak² murid~nya membawa kantong plastik transparan 1 buah & kentang. Masing² kentang tersebut diberi nama berdasarkan nama orang yang dibenci, sehingga jumlah kentang~nya tidak ditentukan berapa, tergantung jumlah orang yang dibenci. Pada hari yang disepakati masing² murid membawa kentang dalam kantong plastik, ada yang berjumlah 2, ada yang 3 bahkan ada yang 5.

Murid² harus membawa kantong plastik berisi kentang tersebut kemana saja mereka pergi, bahkan ke toilet sekalipun, selama 1 minggu. Hari berganti hari, kentang²pun mulai membusuk, murid² mulai mengeluh, apalagi yang membawa 5 buah kentang, selain berat baunya juga tidak sedap. Setelah 1 minggu murid² TK tersebut merasa lega karena penderitaan mereka akan segera berakhir.

Ibu Guru: “Bagaimana rasanya membawa kentang selama 1 minggu, Anak²?”

Keluarlah keluhan dari murid² TK tersebut, pada umumnya mereka tidak merasa nyaman harus membawa kentang² busuk tersebut kemana pun mereka pergi. Guru pun menjelaskan apa arti dari ‘Permainan’ yang mereka lakukan.

Ibu Guru: “Seperti itulah kebencian yg selalu kita bawa² apabila kita tidak bisa memaafkan orang lain..!” Sungguh sangat tidak menyenangkan mmbawa kentang busuk kemana pun kita pergi. Bayangkan, itu hanya 1 minggu.. Bagaimana jika kita membawa kebencian itu seumur hidup..?

Alangkah tidak nyamannya Karena itu, lepaskanlah pengampunan kepada orang² yang anda benci. Karena ketika anda tidak mau mengampuni, anda seperti sedang memegang bola berduri. Semakin anda tidak mau melepaskan bola berduri itu, anda sendiri yang akan merasakan sakit. Karena itu tidak ada jalan lain, kecuali melepaskan pengampunan

Semoga boleh menjadi inspirasi buat kita semua

Sumber:  IndoForum