[Sad Story] JEMPUT AKU SAYANG

JEMPUT AKU SAYANG .

Pukul 19:15 ditelepon

cewe: sayang..Aku sudah di airport.Kamu jmput aku ya?

Cowo:kamu sdh ada di airport? kok gak ngabarin dlu sih?Aku lmbur ni,ada kerjaan penting yg harus aku selesaikan..mungkin 2 jm lg bru selesai..

Cewe:gpp sayang,aku tungguin..

Cowo:lagian kamu plg kok mndadak,gag ngasih tau lg.

Cewe:maaf sayang,kakak lg diluar kota,mama lg gag enak badan,Lagipula pengennya yg pertama kali aku liat itu kmu..Maaf kalo aq nyusahin qm..
Cowo:iya gpp,tunggu 2 jm lg y..

1 jam kemudian..

Cewe:halo sayang,blom selesai ya kerjaannya?

Cowo:gimana mau slsai kalo kamunya nelpon mulu!Udah y tunggu sejam lagi,bye!

Cewe:hallo sayang..Yah…..Udah dimatiin.

Melihat hpnya terus berdering panggilan dr cwenya,dia pun mematikan hpnya..
Pukul 22:00 setelah pkrjaannya slsai si cwo pun langsung menuju bandara tanpa mengaktifkan hpnya terlebih dahulu.
Sesampainya dibandara dia mencari cwenya, tp g ditemukan. Lalu dia m’aktifkan hpnya ada 5 sms yg diabaikannya..
Dia menelpon cewenya dan hpnya pun sdh g aktif lg.

”kalo hanya gag dijemput,kenapa mesti marah sampai mematikan hp sih!” Gerutunya..

Si cowo pun menuju rumah cwenya namun tak ada orang,dia ingin melangkahkan kakinya pergi namun,terhenti ketika ambulance datang..

Kakak si cewe:”Kemana saja kamu! Penjahat itu sudah menusuk adikku. Dia nungguin kamu, bukan nungguin kematiannya!!!! berkali2 aku memintanya pulang, tp dia tetap bersikeras nungguin kamu..
Kalo gini jadinya,siapa yg kehilangan dia,bkn KAMU,tapi kita semua ..

Si cowo pun hanya diam mematung tanpa suara.. Dibacanya sms dr cwenya..

20:25 sayang koq hpnya dimatiin?
20:30 sayang, belom selesai ya?
20:40 sayang ada yg merhatiin aq terus.. (((
20:45 aku takut,kamu dimana sayang? 😥
20:50 ya sudah aq pulang sendiri,sebenarnya aku pulang cuma mau ngucapin happy anniversary untuk kita,makanya gak mau dijemput siapapun..
Makasih sayang untuk waktu 2 tahunnya.I Love U, maafkan aku sayang :’)

Jagalah apa yang kamu milik sekarang, sebelum akhirnya kamu menyesal….!!

Jangan sepelekan hal yang kecil, karena itu bisa menghilangkan hal yang besar

RENUNGAN PERGANTIAN TAHUN 2011-2012: LISTEN TO YOUR HEART

Sampailah kita di Pergantian  Tahun 2011-2012…
Sambil duduk sendiri di depan Laptopku…
Kembali merenung perjalanan Hidup kita selama setahun…
Apa saja yang sudah kita lakukan…?
Apa sajakah yang belum kita lakukan…?
Apa sajakah yang akan kita lakukan di Tahun Depan?
Semuanya itu terangkum pada apa TUJUAN HIDUP kita, secara garis besar
Dan apa Tujuan2 Hidup kita secara mendetail
Baik Jangka Panjang, Menengah maupun Jangka Pendek
Apakah sudah sesuai dengan PASSION kita?
Apakah sudah sesuai dengan CINTA kita?
Yang menjelma menjadi seberapa Kuat NIAT kita dalam menjalankan Tujuan2 Hidup kita tersebut
Seberapa besar HARGA Pengorbanan yang mau kita bayarkan demi tercapainya Impian2 kita?
Apakah kita masih SEMANGAT dan punya KEKUATAN Untuk TEKUN MENJALANInya?
Bahkan BANGKIT KEMBALI setelah benturan2 KENYATAAN menghadang kita?
MEREVISI kembali IMPIAN2 kita
Sesuaikan dengan KEMAMPUAN DIRI KITA SENDIRI & KENYATAAN?
Teman-teman semua…
Selama masih ada NAFAS di Tubuh Ini
Selama kita masih diijinkan HIDUP di Dunia ini
Berarti masih ada PENGHARAPAN
Karena masih ada TUHAN yang menjadi SUMBER SEGALANYA..
So,
mari tetap BERJUANG menjalani tahun2 yang akan datang
MENIKMATI HIDUP BAHAGIA yang sudah TUHAN berikan
Berhentilah Menyamakan Diri dengan Orang Lain, karena setiap kita adalah UNIK
Maka JADILAH DIRI SENDIRI yang TERBAIK…!
Semuanya diMULAI dari DIRI SENDIRI
Dengan MENYADARI & MENGENAL DIRI SENDIRI
Dengan BERSYUKUR atas hal2 yang sudah kita terima maupun belum kita terima
Yang Baik ataupun yang mungkin terlihat Buruk…
IKHLAS Atas SEMUANYA
Dan PASRAH Akan Hasilnya, sambil terus BERUSAHA SEBAIK & SEMAKSIMAL MUNGKIN
Sambil BERBAGI dengan Sesama
Menjadi BERKAT, bagi Diri Sendiri, Keluarga dan Lingkungan kita
Bagaimana caranya, agar dapat MENYADARINYA…?
Salah satu cara yang termudah
Adalah dengan MENDENGARKAN SUARA HATI NURANI Kita
Seperti yang dinyanyikan oleh salah satu Group Band kesayangan saya:
LISTEN TO YOUR HEART …
Roxette – Listen to your heart + Lyrics
 

Mensyukuri Pekerjaan

Banyak sekali orang yang mengeluhkan tentang pekerjaannya. Alasannya pun beragam macam. Ada yang soal gaji rendah. Teman yang tidak bersahabat. Atasan yang pilih kasih. Karir yang tidak naik-naik. Dan seribu satu alasan lainnya. Makanya, tidak heran jika setiap pagi rasanya berat sekali untuk berangkat ke kantor. Setelah tiba di kantor juga tidak bersungguh-sungguh mencurahkan seluruh kemampuan. Datang kesiangan, pulang kegesitan. Seakan-akan kita ini tidak membutuhkan pekerjaan itu. Sekarang, coba bayangkan; bagaimana seandainya besok pagi kita kehilangan pekerjaan itu? Apakah hidup Anda akan tetap baik-baik saja? Hmmmh, barangkali ini adalah saat yang tepat untuk kembali mensyukuri pekerjaan yang saat ini kita miliki. Sudahkah Anda mensyukuri pekerjaan pagi ini?

Kehidupan kerja kita tidak selamanya menyenangkan. Kadang Anda dimarahi pelanggan. Kadang diomeli atasan. Kadang dijegal oleh teman. Dan masih banyak situasi sulit lainnya yang bisa menimbulkan kekecewaan. Kita sering keliru melampiaskan kekesalan dengan membenci pekerjaan. Padahal, semakin benci Anda pada pekerjaan, semakin memburuklah keadaannya. Semakin memburuk keadaannya, semakin jauhlah Anda dari rasa syukurnya. Semakin jauh dari rasa syukur? Semakin benci Anda pada pekerjaan. Dan terjebaklah Anda dalam kegelisahan tanpa ujung. Maka, tidak ada pilihan lain selain menysukuri pekerjaan yang kita miliki. Karena rasa syukur, membimbing kita untuk menemukan makna terdalam dari pekerjaan. Memang mudah untuk dikatakan, tapi bersyukur itu sungguh tidak gampang untuk dilakukan. Kita butuh pemahaman yang tepat tentang makna syukur itu bagi hidup kita. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar memahami makna rasa syukur pada pekerjaan, saya ajak memulainya dengan memahami 5 prinsip Natural Intellligence berikut ini:
1. Rasa syukur menentukan kebahagiaan.
Rasa syukur kepada pekerjaan adalah obat yang paling mujarab untuk menyembuhkan setiap kekecewaan. Seberat apapun beban pekerjaan yang Anda hadapi, pasti akan terasa ringan jika Anda memiliki rasa syukur yang lebih besar dari beban itu. Sebaliknya, seenak apapun suasana dan imbalan yang dapatkan dari pekerjaan Anda; maka Anda akan tetap mengeluhkannya jika rasa syukur Anda atas semua kenikmatan kerja itu terlalu kecil untuk menghidupkan lentera nikmat dalam hati Anda. Makanya, banyak orang dengan kedudukan dan imbalan tinggi yang masih mengeluhkan pekerjaannya. Dan banyak orang yang pekerjaannya bejibun namun tetap gembira meski bayarannya ’tidak seberapa’. Keluhan bukanlah monopoli orang-orang berkedudukan rendah. Kegembiraan juga bukan monopoli mereka yang jabatannya tinggi. Malah kita sering menyaksikan hal yang sebaliknya. Jika kita tidak kunjung bahagia dengan kehidupan kerja, mungkin kita perlu bersyukur lebih banyak lagi. Mengapa? Karena rasa syukur pada pekerjaan sangat menentukan apakah kita bahagia dengan pekerjaan itu atau tidak.
2. Rasa syukur memberi ketabahan.
Jika boleh memilih, apakah Anda lebih menyukai pekerjaan yang berat secara fisik, atau berat tanggungjawabnya? Normalnya, orang-orang berpendidikan tinggi tidak menyukai pekerjaan fisik yang berat. Meski tidak terlalu suka pada tanggungjawab yang berat, tetapi itu adalah pilihan terbaiknya. Pekerjaan fisik itu melelahkan dan imbalannya rendah. Sedangkan tanggungjawab besar pada pekerjaan non fisik diimbangi dengan ruang kerja yang nyaman nyaris tanpa keringat, pakaian perlente, dan tentunya; bayaran yang jauh lebih tinggi. Maka, kemungkinan besar; Anda akan memilih tangggungjawab besar daripada kerja fisik yang berat. Normal. Tapi, mengapa banyak orang yang memegang tanggunjawab besar justru sering ingin berhenti, atau lari ke tempat lain hanya karena merasa beban yang harus kita pikul terasa sangat berat? Mengapa banyak pegawai biasa-biasa saja yang justru lebih kuat dan lebih tabah? Ternyata orang-orang biasa itu lebih banyak bersyukur daripada kita. Dengan rasa syukur itu mereka membangun kekuatannya. Karena rasa syukur memberi kita ketabahan.
3. Rasa syukur melahirkan keikhlasan.
Jangan salah kaprah. Ikhlas itu tidak sama artinya dengan tidak dibayar. Kita semua berhak untuk mendapatkan bayaran yang sepadan atas pekerjaan atau kontribusi yang kita berikan. Ikhlas juga bukan berarti menerima saja perlakukan tidak senonoh orang lain. Ikhlas itu berkaitan dengan sikap mental ketika kita menerima penugasan atau kondisi-kondisi tertentu yang belum tentu sesuai dengan keinginan kita. Ini bisa berkaitan dengan jenis pekerjaan, lingkungan kerja, atau orang-orang yang bekerja dengan kita. Orang ikhlas itu jarang mengeluh. Tidak ada yang bisa kita dapatkan dari keluhan pada pekerjaan. Justru dengan keluhan itu hati kita semakin lelah. Produktivitas kita semakin rendah. Dan performance appraisal kita semakin payah. Maka marilah kita belajar untuk ikhlas menerima penugasan atau tuntutan kerja. Marilah belajar ikhlas pada lingkungan kerja dan orang-orang yang bekerja bersama kita. Lalu kita alokasikan energy yang biasa kita gunakan untuk mengeluh itu menjadi daya dorong bagi pencapaian dan prestasi tinggi kita.  Dan untuk bisa ikhlas, kita butuh rasa syukur. Mengapa? Karena keikhlasan dilahirkan dari rasa syukur atas setiap anugerah yang kita terima melalui pekerjaan yang kita dapatkan.
4. Rasa syukur mendorong untuk berprestasi.
Bayangkan Anda adalah orang yang memiliki ketiga indikator ini; bahagia, tabah, dan ikhlas. Apakah dengan ketiga indikator itu Anda bisa mencapai prestasi tertinggi di tempat kerja? Yes, tanpa keraguan sedikitpun. Mengapa? Orang-orang yang bahagia bekerja tanpa beban sehingga semua energy yang dimilikinya didedikasikan tanpa gangguan. Mereka yang tabah tidak mudah menyerah saat berhadapan dengan tugas-tugas sulit, melelahkan dan menantang. Sedangkan keikhlasan yang dimilikinya membuat mereka bersedia melakukan tugasnya dengan sepenuh hati sehingga tidak ada kesempatan, peluang, energy maupun dedikasi yang disia-siakan. Maka wajar jika orang yang bahagia, tabah dan ikhlas itu bisa melampaui kinerja kebanyakan orang. Dan kita sudah membahas dimuka bahwa, kebahagiaan ditempat kerja, ketabahan dalam menjalani pekerjaan, dan keikhlasan menerima keadaan dihasilkan dari rasa syukur kepada pekerjaan. Maka nyata sekali jika rasa syukur itu mendorong kita untuk berprestasi tinggi. Maka bersyukurlah atas pekerjaan Anda, karena dengan rasa syukur itu Anda bisa mengukir prestasi yang lebih tinggi lagi.
5. Rasa syukur memberi lebih banyak nikmat. 
Guru kehidupan saya mengatakan jika Tuhan sangat menyukai orang-orang yang bersyukur sehingga Dia tidak segan-segan untuk menambah kenikmatan bagi mereka yang senang bersyukur. Boleh saja jika Anda mengira hal itu hanya berlaku untuk aspek-aspek spiritual yang langsung berhubungan dengan Tuhan. Tapi, coba bayangkan situasi ini. Anda mempunyai 2  anak buah. Yang pertama adalah si jago komplain, tukang mengeluh, dan tidak pernah puas atas apa yang Anda berikan kepadanya. Yang satu lagi adalah orang yang tahu berterimakasih, lalu membalas kebaikan Anda kepadanya dengan kesungguhan dalam bekerja, memberikan yang terbaik dari dirinya sehingga prestasinya selalu memuaskan Anda. Saya tidak perlu bertanya orang yang mana yang menjadi kesayangan Anda. Saya juga tidak perlu bertanya kepada siapa Anda akan memberi lebih banyak lagi. Sudah jelas sekali jika Tuhan menyukai orang-orang yang bersyukur. Atasan atau pemilik perusahaan tempat kita bekerja juga demikian. Maka rasa syukur kita kepada pekerjaan, benar-benar memberi kita lebih banyak lagi. Mungkin penghasilan. Mungkin kesempatan. Mungkin kepercayaan. Atau mungkin, hal-hal lain yang tidak pernah kita bayangkan.
Pekerjaan merupakan salah satu anugerah terbesar dalam hidup. Dengan pekerjaan, bukan saja kita mendapatkan nafkah untuk memenuhi kebutuhan fisik belaka. Dengan pekerjaan, kita bisa mendapatkan ketentraman jiwa dan ketenangan hati. Pekerjaan juga memberi kita kebanggaan dihadapan orang lain. Bisa jadi pekerjaan kita tidak gampang untuk dijalani. Bisa jadi juga pekerjaan kita tidak selalu menyenangkan. Mungkin pekerjaan kita belum menghasilkan imbalan yang tinggi. Tapi percayalah, memiliki pekerjaan itu jauh lebih baik daripada kondisi sebaliknya. Maka bagaimanapun juga, pekerjaan yang hari ini kita miliki, sangat layak untuk kita syukuri.